Studi
Kasus 1:
Return
On Invesment
Return
on invesment adalah besarnya keuntungan yang bisa diperoleh (dalam %) selama
periode waktu yang telah ditentukan untuk menjalankan proyek, untuk
menghitungnya digunakan rumus:
Jika
nilai ROI bernilai positif maka ROI akan dianggap layak, jika negative maka
akan dianggap tidak layak.
Contoh:
Perhitungan
prosentase manfaat yang dihasilkan oleh sistem dibandingkan dengan biaya
pengadaan sistem.
Sistem
ini akan memberikan keuntungan pada bulan ke-3 sebesar 40,24 % dari biaya pengadaan, sehingga
sistem ini layak di gunakan.
SROI= 40,24% / 3bulan = 13,41%
Jika sistem ini mengunakan perhitungan SROI akan
memberikan keuntungan pada bulan
ke-3 sebesar 13,41%
dari biaya pengadaan, sehingga sistem ini layak di gunakan.
Studi
Kasus 2:
Sebuah perusahaan Yang bergerak di
bidang makanan ringan yaitu PT. Beng – Beng. PT. Beng – Beng menggandeng pihak
ketiga yaitu Suka Ngoding dalam proyek SI nya. Dalam pengembangan dan
perjalanan tahun demi tahun membutuhkan komponen biaya dan keutungan yang
didapat sbb:
1.
Biaya jasa pengembangan sistem adalah
Rp. 500.000.000, Biaya pengadaan 1 server SAMSUNG Rp. 50.000.000, biaya perbaikan ruangan Rp.30.000.000, biaya pelatihan Rp.10.000.000. Biaya
penghematan 15.000.000.
2.
Biaya perawatan , terdiri dari biaya
perawatan S/W PL Rp. 10.000.000, biaya komunikasi via telpon Rp. 3.000.000,
biaya koordinasi Fax Rp. 2.000.000, biaya pembersihan hardisk 5 buah Rp.
5.000.000.
3.
Taksiran biaya operasional dalam 5 tahun
, tahun 0 Rp.0, thn 1 Rp.12.000.000, thn 2 Rp.15.000.000, thn 3 Rp.17.000.000,
thn 4 Rp.19.000.000.
4.
Dengan taksiran keuntungan/manfaat
(tangible dan intangible) sbb:
Tahun
ke 0 Rp. 0
Tahun
ke 1 Rp. 45.000.000; Rp. 30.000.000
Tahun
ke 2 Rp. 60.000.000; Rp. 30.000.000
Tahun
ke 3 Rp. 85.000.000; Rp. 45.000.000
Tahun
ke 4 Rp. 100.000.000; Rp. 50.000.000
Jawab :
SROI
Durasi
|
5 tahun
|
|
Pengembangan
|
50.000.000/tahun
|
250,000,000
|
Pengadaan server
|
50,000,000
|
|
Renov
|
30,000,000
|
|
Training User
|
10,000,000
|
|
Penghematan Biaya
|
25.000.000 / tahun
|
|
Perawatan
|
10,000,000
|
|
Komunikasi
|
3,000,000
|
|
Koordinasi
|
2,000,000
|
|
Hardisk (5 buah)
|
500.000 / hardisk
|
2,500,000
|
Keuntungan /Manfaat
|
Tangible
|
Intangible
|
Tahun ke 1
|
0
|
0
|
Tahun ke 2
|
45,000,000
|
30,000,000
|
Tahun ke 3
|
60,000,000
|
30,000,000
|
Tahun ke 4
|
85,000,000
|
45,000,000
|
Tahun ke 5
|
100,000,000
|
50,000,000
|
DC
|
340,000,000
|
||||||||
OE
|
17,500,000
|
||||||||
Years
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
Neb
|
0
|
75,000,000
|
90,000,000
|
130,000,000
|
150,000,000
|
||||
OCR
|
25,000,000
|
25,000,000
|
25,000,000
|
25,000,000
|
25,000,000
|
||||
PTI
|
25,000,000
|
100,000,000
|
115,000,000
|
155,000,000
|
175,000,000
|
||||
OE
|
17,500,000
|
17,500,000
|
17,500,000
|
17,500,000
|
17,500,000
|
||||
NCF
|
7,500,000
|
82,500,000
|
97,500,000
|
137,500,000
|
157,500,000
|
||||
TOTAL NCF
|
482,500,000
|
||||||||
SROI
|
0.283823529
|
28.38%
|
score 1
|
||||||
Analisis Payback Period
Taksiran Biaya
|
Tahun 1
|
0
|
Tahun 2
|
12,000,000
|
|
Tahun 3
|
15,000,000
|
|
Tahun 4
|
17,000,000
|
|
Tahun 5
|
19,000,000
|
Selisih
|
neb - Taksiran
|
Proceed
|
DC - Selisih
|
1
|
0
|
1
|
340,000,000.00
|
2
|
63,000,000
|
2
|
277,000,000.00
|
3
|
75,000,000
|
3
|
202,000,000.00
|
4
|
113,000,000
|
4
|
89,000,000.00
|
5
|
131,000,000
|
||
Hasil terakhir/selisih terakhir
|
0.68
|
247.98
|
8.27
|
Payback
Period
|
|||
Jadi,
waktu yang dibutuhkan untuk balik modal adalah 4 tahun 8 bulan
|
STUDI
KASUS 3:
Analisis Value Linking (VL)
Berhubungan dengan kemudahan dan
kenyamanan penggunaan SAP Human Capital Management (HCM), terdapat peningkatan
kepuasan karyawan sehingga produktivitas juga meningkat selama penggunaan
sistem ini. Diasumsikan peningkatan
produktivitas karyawan Human Resource Division (HRD) sebesar 5% pada tahun
pertama untuk tahun kedua hingga kelima akan meningkatkan produktivitas secara
stabil sebanyak 10%. Diasumsikan bahwa gaji total seluruh karyawan HRD
sebesar Rp 2.484.000.000,- maka karena adanya kenaikan inflasi sebesar 8,75% per tahunnya maka untuk
tahun kedua totalnya menjadi Rp 2.701.350.000,- , tahun ketiga sebesar Rp
2.937.718.125,- , tahun keempat sebesar Rp 3.194.768.461,- , dan pada tahun
kelima menjadi Rp 3.474.310.701,- . Selanjutnya untuk menghitung peningkatan
produktivitas tiap tahunnya adalah dengan mengalikan gaji tiap tahun dengan
tingkat kenaikan produktivitas per tahun. Dimana untuk tahun pertama adalah 5%
x Rp 2.484.000.000,- = Rp 124.200.000,-
. Selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya dikali dengan 10% dari gaji tiap
tahunnya.
Selanjutnya dengan sistem ini dapat
mengurangi tingkat human error,
sehingga diasumsikan setelah penggunaan
sistem ini staff bagian payroll hanya
membutuhkan waktu 1 jam untuk memperbaiki keempat kesalahan, yaitu dari 4 jam
hanya menjadi 1 jam maka terjadi pengurangann tingkat human error sebesar 75% (3jam), dan diasumsikan gaji staff tersebut
sebesar Rp 7.500.000,- per bulannya. Dimana waktu kerja = 22 x 8 jam = 176 jam.
Dengan perhitungan 3x1x264 hari x (7.500.000/176 jam) = Rp 33.750.000,- per tahunnya.
Kemudian juga dapat mengurangi
ketidakpuasan pihak manajemen atau penghematan biaya perekrutan karyawan baru.
Diasumsikan apabila dalam satu tahun ± 10 kali melakukan prekrutan karyawan
baru, maka biaya proses perekrutan sebesar Rp 250.000.000,-. Dimana biaya
tersebut diambil dari 2 jenis perkrutan yaitu perekrutan melalui Job Fair sebesar 2-3 juta, dan
perekrutan melalui event sebesar 20-25 juta untuk satu kali perekrutan,
sehingga totalnya adalah Rp 25.000.000,- untuk satu kali perekrutan. Maka
dengan penggunaan sistem ini dapat menghemat dalam pemasangan iklan dan
pengisian dokumen sekitar 40% dengan perhitungan 40% x Rp 250.000.000 = Rp 100.000.000,- . Diasumsikan lagi karena
kenaikan inflasi sebesar 8,75% maka pada tahun kedua menjadi Rp 108.750.000,- ,
tahun ketiga Rp 118.265.625,- , tahun keempat sebesar Rp 128.613.867,-, dan
tahun kelima menjadi Rp 139.867.580,-.
Tabel Penghematan dari
Perhitungan Analisis Value Linking
Rincian Biaya
|
2008 (Rp.)
|
2009(Rp.)
|
2010(Rp.)
|
2011(Rp.)
|
2012 (Rp.)
|
A
|
124.200.000
|
270.135.000
|
293.771.813
|
319.476.846
|
347.431.070
|
B
|
33.750.000
|
36.703.125
|
39.914.648
|
43.407.180
|
47.205.308
|
C
|
100.000.000
|
108.750.000
|
118.265.625
|
128.613.867
|
139.867.580
|
Total
|
257.950.000
|
415.588.125
|
451.952.086
|
491.497.893
|
534.503.958
|
Keterangan :
A = Peningkatan Produktivitas
Karyawan Human Resource Divisio (HRD)
B = Pengurangan Tingkat Human Error
C = Pengurangan
Ketidakpuasan Pihak Manajemen
Economic Impact Worksheet setelah
Value Linking
Analisis Value Acceleration (VA)
Dengan
adanya SAP HCM maka akan mengurangi kemungkinan terjadinya redundansi data
serta menghilangkan waktu untuk menarik data absensi/lembut karyawan yang dapat
diatasi dengan salah satu fitur dalam SAP HCM (CATSs). Oleh karena itu waktu
kerja karyawan divisi SDM (HRD) diasumsikan dapat dihemat sebanyak 2 jam perharinya dari 2 jam, sehingga
penghematan waktu kerja sebanyak 100%. Perhitungannya adalah diasumsikan jumlah
jam kerja selama sebulan adalah 176 jam jadi selama satu tahun terdapat 2.112
jam (176x12). Biaya gaji untuk HRD selama satu tahun adalah Rp 2.484.000.000,-
sehingga didapatkan upah/gaji per jam adlaah Rp 2.484.000.000,- / 2.112 jam =
Rp. 1.176.136,- per jam untuk seluruh karyawan HRD. Dengan penghematan waktu selama 2 jam per hari maka peningkatan
pendapatan sebesar Rp 1.176.136,- x 2 jam = Rp 2.352.272,- per hari sehingga didapatkan tambahan
manfaat ekonomis Rp 2.352.272,- x 22 x 12 = Rp
620.999.808,- per tahun. Terjadi kenaikan karena terjadi inflasi rata-rata
sebesar 8,75% setiap tahunnya. Maka:
Tabel Penghematan dari
Perhitungan Analisis Value Acceleration
Rincian Biaya
|
2008
(Rp)
|
Penghematan
waktu kerja
|
620.999.808
|
Economic Impact Worksheet setelah
Value Acceleration
Analisis Value Restructuring (VR)
Diasumsikan dengan penggunaan sistem
SAP Modul Human Capital Management
ini, peningkatan terjadi pada Divisi Human
Resource Development yang berisi karyawan yaitu Division
Head, Department Head, staff Payroll, staff Training, dan staff Recruitment
Pusat. Disamping itu rerdapat 1 orang Kepala HRM yang bisa mengakses sistem
ini. Kemudian diasumsikan bahwa gaji seorang Kepala HRM selama setahun sebesar
Rp 216.000.000,-, Kepala Divisi memiliki gaji selama setahun sebesar Rp
144.000.000,-, Kepala Departemen memiliki gaji setahun sebesar Rp 90.000.000,-,
Staff Payroll memiliki gaji selama
setahun sebesar Rp 30.000.000,-, Staff Training
memiliki gaji sebesar Rp
30.000.000,-, dan Staff Rekrutmen memiliki gaji sebesar Rp 30.000.000,- per
tahunnya. Berikut asumsi perincian presentasi dan kuantifikasi produktivitas
sebelum mengimplementasikan sistem ini :
Tabel Rincian Presentase Kegiatan
Sebelum Implementasi Sistem
Tabel Rincian Presentase Kegiatan
Setelah Implementasi Sistem
Kepala
HRM dalam mengerjakan tugas dibidangnya sendiri sebelum mengimplementasikan
system sebesar 40% dan setelah mengimplementasikan system naik sebesar 40%
sehingga menjadi 80%. Lalu kepala HRM mengerjakan bidang kepala divisi yang
sebelumnya sebesar 15% setelah mengimplementasikan system menjadi 10%. Lalu
kepala HRM mengerjakan bidang kepala department sebelumnya 12% menjadi 1%. Lalu
kepala HRM mengerjakan bidang staff payroll sebelumnya 10% menjadi 1%. Lalu
kepala HRM mengerjakan bidang staff training sebelumnya 6% menjadi 1%. Lalu
kepala HRM mengerjakan bidang staff recruitment sebelumnya 4% menjadi 1%. Sehingga pekerjaan yang tidak produktif yang
sebelumnya 13% menjadi 6%. Oleh sebab itu karena setelah penerapa system, setiap
bidang bisa focus mengerjakan pekerjaannya masing-masing, jadi yang sebelumnya
bidang yang juga ikut mengerjakan pekerjaan bidang lain sudah tidak ada urusan
lagi sehingga presentase pekerjaan ditiap bidangnya masing-masing meningkat,
dan dibidang lain berkurang.
Dapat
dilihat bahwa adanya peningkatan produktivitas setalah pengimplementasian SAP
HCM ini sebesar Rp 127.020.000,- per tahun, didapat dari produktivitas setelah
adanya SAP dikurangi produktivitas sebelum adanya SAP, Rp 492.300.000 - Rp 365.280.000 =
Rp 127.020.000,- .
Sejak awal telah diasumsikan bahwa
selama kurun waktu 2008-2012 terjadi inflasi rata-rata sebesar 8,75% maka peningkatan
nilai ekonomis Value Restructuring selama lima tahun ditunjukkan pada tabel
berikut:
Keterangan
|
2008 (Rp)
|
2009 (Rp)
|
2010 (Rp)
|
2011 (Rp)
|
2012 (Rp)
|
Peningkatan Produktivitas Unit
Kerja
|
127.020.000
|
138.134.250
|
150.220.997
|
163.365.334
|
177.659.800
|
Economic Impact Worksheet setelah
Value Restructuring